Oleh : Badruddin Kaddas, S.Ag., M.Ag., Ph.D. (Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Makassar)
Media Sosial sebagai Platform Penyebaran Pesan Dakwah
Media sosial telah menjadi salah satu alat komunikasi yang paling efektif di era digital saat ini. Selama bulan Ramadan, platform-platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok digunakan secara luas untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah, yang berfungsi untuk meningkatkan kesadaran umat tentang nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung dalam bulan suci ini. Menurut laporan dari We Are Social dan Hootsuite, pada tahun 2023, terdapat lebih dari 4,9 miliar pengguna aktif media sosial di seluruh dunia, yang menunjukkan potensi besar untuk menyebarkan informasi dan pesan positif (We Are Social, 2023).
Dalam konteks Ramadan, media sosial memungkinkan para pemuka agama dan organisasi Islam untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Misalnya, banyak masjid dan lembaga dakwah yang memanfaatkan platform ini untuk mengadakan kajian online, mengunggah konten inspiratif, dan berbagi informasi terkait kegiatan amal. Sebuah studi oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa 69% pengguna internet di Indonesia aktif menggunakan media sosial, dan 55% di antaranya mencari informasi mengenai agama dan spiritualitas secara online (Pew Research Center, 2022). Hal ini menunjukkan bahwa media sosial bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga sebagai sumber informasi yang berharga bagi umat Islam selama bulan Ramadan.
Konten yang viral di media sosial sering kali memiliki dampak yang signifikan terhadap kesadaran umat. Misalnya, video pendek yang menampilkan kisah inspiratif tentang kedermawanan selama Ramadan dapat dengan cepat menyebar dan menginspirasi orang lain untuk berbuat baik. Menurut data dari TikTok, video dengan tagar #RamadanChallenge memiliki lebih dari 1,5 miliar tampilan, menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap konten yang berkaitan dengan bulan suci ini. Dengan demikian, media sosial tidak hanya berfungsi sebagai saluran informasi, tetapi juga sebagai platform untuk memotivasi dan menggerakkan umat dalam menjalankan ibadah dan amal.
Namun, perlu diingat bahwa penyebaran pesan dakwah melalui media sosial juga memiliki tantangan tersendiri. Misalnya, adanya informasi yang tidak akurat atau bahkan hoaks yang dapat menyesatkan umat. Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk selalu memverifikasi informasi sebelum membagikannya. Menurut laporan dari Kominfo, lebih dari 30% konten di media sosial selama Ramadan berisi informasi yang tidak valid, yang dapat mengurangi efektivitas dakwah (Kominfo, 2023). Oleh karena itu, pendidikan literasi digital menjadi sangat penting agar masyarakat dapat menggunakan media sosial dengan bijak.
Konten Viral dan Dampaknya terhadap Kesadaran Umat
Konten yang viral selama bulan Ramadan sering kali memiliki karakteristik tertentu yang membuatnya menarik bagi audiens. Konten-konten ini biasanya menyentuh tema yang relevan dengan pengalaman spiritual dan sosial umat Islam, seperti cerita tentang kebaikan, kebersamaan, dan pengorbanan. Dalam analisis konten yang viral, kita dapat melihat bahwa elemen visual, seperti gambar dan video, memainkan peran penting dalam menarik perhatian pengguna. Menurut data dari HubSpot, konten yang dilengkapi dengan elemen visual memiliki tingkat keterlibatan 94% lebih tinggi dibandingkan dengan konten teks biasa (HubSpot, 2023).
Salah satu contoh konten viral yang menarik perhatian selama Ramadan adalah tantangan berbagi makanan berbuka puasa. Banyak pengguna media sosial yang mengunggah foto dan video saat mereka berbagi makanan dengan tetangga atau orang yang membutuhkan. Konten semacam ini tidak hanya menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, tetapi juga menciptakan rasa solidaritas dan kebersamaan di antara umat. Sebuah survei oleh Nielsen menunjukkan bahwa 78% pengguna media sosial merasa terinspirasi untuk berbuat baik setelah melihat konten positif di platform tersebut (Nielsen, 2023).
Dampak dari konten viral ini sangat signifikan dalam meningkatkan kesadaran umat tentang pentingnya berbagi dan berbuat baik selama bulan Ramadan. Dengan menyebarluaskan pesan-pesan positif, media sosial dapat berfungsi sebagai alat untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual. Selain itu, konten yang viral juga dapat memicu diskusi dan interaksi di antara pengguna, yang pada gilirannya dapat memperkuat komunitas online. Menurut penelitian oleh Social Media Examiner, 87% pengguna media sosial merasa lebih terhubung dengan komunitas mereka ketika mereka terlibat dalam diskusi tentang isu-isu sosial dan spiritual (Social Media Examiner, 2023).
Namun, ada juga risiko bahwa konten yang viral dapat menyebarkan pesan yang kurang tepat atau bahkan negatif. Misalnya, beberapa konten mungkin menampilkan praktik ibadah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, yang dapat membingungkan umat. Oleh karena itu, penting untuk mendorong pengguna media sosial untuk berpikir kritis dan memilih konten yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Selain itu, pemuka agama dan organisasi Islam perlu lebih aktif dalam menghasilkan konten yang edukatif dan inspiratif untuk mengimbangi informasi yang kurang akurat.
Secara keseluruhan, konten viral di media sosial selama bulan Ramadan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesadaran umat tentang nilai-nilai kebaikan dan kebersamaan. Dengan memanfaatkan platform ini secara efektif, kita dapat mendorong lebih banyak orang untuk terlibat dalam kegiatan dakwah dan amal, serta menciptakan suasana yang lebih positif di masyarakat.