Soal Pilwali Makassar, Ini Kata Direktur Eksekutif PPI

Makassar, Nusaline.com – Direktur Eksekutif lembaga survei Parameter Publik Indonesia (PPI), Ras MD menyebutkan, trend peningkatan elektabilitas bakal calon Walikota Makassar, Mohammd Ramdhan “Danny” Pomanto, hanya mengalami peingkatan sebanyak 1 persen.

Hal itu disampaikan, Ras MD, saat memaparkan hasil survei lembaganya, pada kegiatan konferensi pers hasil temuan dan analisi survei opini publik Kota Makassar, di Hotel Mercure Makassar, Ahad (23/02/2020).

Bacaan Lainnya

Menurut Ras MD, trend elektabilitas terutama ke empat calon potensial untuk maju di Makassar, seperti Danny Pomanto, Syamsu Rizal (Daeng Ical), Munafri Arifuddin (Appi) dan Irman Yasin Limpo (None), kelihatanny mengalami peningkatan elektabilitas.

“Kenaikan elektabilitas Danny Pomanto periode Agustus 2019 ke Februari 2020 hanya 1 persen saja, Daeng Ical naik 3,4 persen, Appi 4,40 persen, None 2,4 Persen,” kata Ras MD.

Ras MD menegaskan, posisi Danny yang masih menempati urutan pertama dari total sumulasi 11 pasangan calon Walikota Makassar, lantaran dia merupakan bakal calon walikota incumbent yang juga masih memiliki pendukung setia.

“Tiga alasan mengapa elektabilitas Danny masih diatas, pertama tingkat pengenalan Danny diangka 92,0 persen, kedua, pemilih loyalnya mencapai 16,40 persen, dan ketiga, 40,0 persen publik Makassar menilai Danny ada sosok yang berpengalaman,” tuturnya.

Namun, tidak menutup kemungkinan peringkat tersebut bisa saja digeser oleh Daeng Ical, melihat selisi angka elektabilitas keduanya hanya selisi 11 persen saja.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa jika dibandingkan para Calon Kepala Daerah (Cakada) petahanan yang akan bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun ini, terlihat cuman di Makassar yang memiliki sampai 11 orang calon penantang.

“12 Pilkada di Sulsel ini, hanya Makassar memang dimana calon penantangnya cukup besar, dibanding dengan Kabupaten Gowa disana itu petahanan juga tetapi nyaris kita lihat tidak ada satupun penantangnya yang serius,” tukasnya.

Kedua, kata dia, di Kabupaten Soppeng ada juga petahanan yang kemudian mencalongkan kembali. Tetapi, nyaris tidak terlihat ada kelompok penantang yang menyatakan siap untuk melawan calon petahanan itu.

“Kesimpulan kami bahwa memang di Kota Makassar dalam hal ini petahanannya tidak begitu sangat perkasa,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan