Sambung Sanad, Aswaja NU Center Jatim Gelar Seminar Internasional

Jpeg

Surabaya, nusaline.com

Pengurus Wilayah Aswaja Nahdlatul Ulama Jawa Timur Center akan menggelar seminar internasional dan bedah kitab pada Ahad (07/04/2019) di gedung PWNU Jawa Timur, jalan Masjid al-Akbar 9 Surabaya.

Kegiatan ini menghadirkan Syaikh Abdul Fattah Muhammad Qudaisy Al-Yafi’i, seorang cendekiawan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang produktif menulis kitab asal Yaman. Total ada sekitar 23 kitab, dan puluhan karya ilmiah tentang Aswaja yang telah dihasilkan.

Wakil Direktur Asnuter Jatim, Ustadz Faris Khoirul Anam, menjelaskan alasan penyelenggaraan acara ini. Menurutnya ini adalah salah satu langkah yang ditempuh Aswaja NU Jatim dalam rangka memperluas jaringan internasional dalam bidang keaswajaan.

“Di Aswaja NU Center  Jatim kebetulan ada peneliti bagian jaringan internasional. Maka ini adalah salah satu ikhtiar, usaha untuk memperluas jaringan keaswajaan kita,” katanya, Selasa (02/04/2019).
Ia menambahkan bahwa selama ini sebenarnya sudah berjejaring dengan para ulama internasional melalui kitab dan pendapat mereka.
“Tentu selama ini telah berjejaring dengan para ulama internasional, baik melalui kitab, pemikiran. apalagi di era revolusi industri, tentu iku akan menjadi lebih mudah,” tukasnya.

Ustadz Faris, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa di acara tersebut juga akan diakan prosesi pengijazahan kitab langsung dari pengarangnya, Syaikh Abdul Fattah.

“Alhamdulillah, Syaikh Abdul Fattah ini memiliki sekian kitab yang nanti akan di-talaqqi-kan dan akan diijazahkan kepada seluruh peserta,” bebernya.

Lebih lanjut, Ustadz Faris juga menyatakan bahwa ajaran yang dianut oleh Nahdlatul Ulama adalah suara mayoritas yang dianut oleh umat Islam yang ada di seluruh dunia.

“Karena kita yakin, Aswaja yang dianut oleh Nahdlatul Ulama adalah suara mayoritas, tidak hanya umat Islam di Indonesia, tapi juga umat Islam yang ada di seluruh dunia,” ungkapnya.


Dijelaskan olehnya, salah satu bukti bahwa pedoman yang selama ini dipegang oleh Nahdlatul Ulama sama seperti dengan yang dianut oleh umat Islam di dunia adalah hasil dari keputusan yang keluar dari Muktamar Chechnya.

“Bisa kita lihat dari Muktamar Chechnya yang dipimpin oleh Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmed Al-Tayyeb juga memutuskan keputusan yang sama dengan yang selama ini dijadikan pedoman Nahdlatul Ulama,” ujarnya.

“Jadi kita suarakan bahwa prinsip Nahdlatul Ulama itu selalu mengikuti jumhur atau mayoritas ulama, termasuk dalam konteks kekinian dan salah satunya adalah kitab-kitab yang disusun oleh Syekh Abdul Fattah ini,” pungkasnya. (usm/NU Online)

Tinggalkan Balasan