Pekalongan, nusaline.com
Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan Jawa Tengah, KH Zakaria Ansor mengatakan, saat ini banyak yang mengaku bahwa dirinya yang paling mengamalkan ajaran Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) sesuai dengan ajaran Rasulullah. Agar generasi muda Nahdlatul Ulama tidak mengalami kebingungan, maka perlu dijelaskan tentang apa dan bagaimana aswaja yang diamalkan oleh NU.
“Saat ini ada banyak tafsir mengenai Aswaja, sehingga banyak generasi muda bingung, karena semua ormas keagamaan mengaku mengamalkan ajaran Aswaja,” jelasnya.
Demikian disampaikan pada saat pembukaan Pesantren Kilat Ramadhan 1440 Hijriyah yang digelar PCNU Kota Pekalongan pada Rabu (15/05/2019) di Gedung Aswaja, Jalan Sriwijaya 2 Pekalongan.
Dikatakan, jika NU sendiri juga menggunakan ajaran aswaja, tentu ada pembedanya dengan yang lain, yakni NU menggunakan ajaran aswaja dengan tambahan An-Nahdliyah, jadinya Aswaja An-Nahdliyah. Dan inilah yang membedakan aswaja dengan ormas keagamaan lainnya.
“Para ulama NU sepakat bahwa Aswaja NU adalah Aswaja An-Nahdliyah,” papar Kiai Zakaria di hadapan ratusan peserta Pesantren Kilat Ramadhan yang berlangsung selama 9 hari sejak Rabu (15/05/2019) sampai Kamis (23/05/2019) setiap usai tarawih.
Dijelaskan, aswaja ada dua macam, pertama aswaja dari sisi ajaran dan yang kedua dari sisi riwayat atau sejarah aswaja itu sendiri. Dari sisi ajaran, akan banyak ditemukan referensi ahlussunnah waljamaah yang tidak terbatas. Akan tetapi dari sisi riwayat, tidak banyak referensi yang bisa dijumpai.
“Justru yang pertama kali mengenalkan dan merumuskan aswaja adalah Ibnu Taimiyah pada abad ketiga hijriyah, sedangkan Imam Asy’ari Al-Maturidi lebih fokus pada pengumpulan ajaran-ajaran aswaja dalam bidang akidah dan Imam Syafi’i fokus pada bidang fiqih,” bebernya.
Kiai Zakaria kepada NU Online menjelaskan, dalam kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan di samping ada kegiatan pembuka berupa ngaji kitab zakat, selama 9 malam akan dijelaskan oleh nara sumber tentang aswaja secara runut, mulai sejarah aswaja hingga tantangan ke depan.
“Ada beberapa tema pokok yang diharapkan dapat memberikan pemahaman yang utuh kepada peserta tentang apa itu aswaja dan bagaimana tantangan ke depan,” ujar kiai yang juga Pengasuh Pesantren Al-Mubarok, Medono Kota Pekalongan. (usm/NU Online)