Makassar, nusaline.com
Pondok Pesantren Tahfizul Quran Al-Imam Ashim mengelar pengajian dan doa dalam rangka membuka tahun ajaran baru 2019/2020, Rabu (17-07-2019) di Aula PonPes Al-Imam Ashim Makassar, Sulawesi Selatan.
Pembina Pondok Pesantren Tahfizhul Quran Al-Imam Ashim KH. Syam Amir Yunus SQ dalam sambutanya mengatakan bahwa pengajian ini merupakan program tahunan dari pesantren Al- Imam Ashim tujuan nya agar anak kita ,para pembina dan para wali santri itu betul betul mendapat atau menerima bekal untuk satu tahun kedepan.
“ Ini merupakan program tahunan dari pesantren Al-Imam Ashim sebelum memulai tahun ajaran baru yang sudah dimulai dari tahun lalu yang mana tujuannya agar anak kita ,para pembina dan para wali santri itu betul- betul mendapat atau menerima bekal untuk satu tahun kedepan , agar kita mampu menghadapi badai dan mendapatkan manfaat yang besar dalam perjalanan satu tahun kedepan .” sambutnya.
Dan dia berharap santri-santri Al-Imam Ashim dapat belajar semua diluar negeri utamanya ditimur tengah sehingga pulang ke Indonesia menjadi ulama , menjadi panutan dan menjadi penyejuk untuk ummat .
“Dan saya pun berharap seluruh santri-santri Al-Imam Ashim semuanya dapat belajar diluar negeri di timur tengah ,sehingga pulang ke Indonesia menjadi ulama, menjadi panutan, menjadi penyejuk untuk ummat karena pada saat ini ummat sangat haus dengan siraman-siraman ilmu daripada ulama-ulama dan tentu saja ikhlas mengajarkan ilmunnya “ harapnya.
Pengajian dan doa ini dbawakan oleh AG Dr. ( HC) KH. Sanusi Baco, Lc. Ketua MUI Sulawesi Selatan dan Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan.
Beliau memberikan beberapa nasehat kepada santri-santri Al-Imam Ashim dan para wali santri, yang pertama bahwa sekarang tidak cukup hanya mengirim anak kesekolah tapi harus diikuti dengan doa dari oranng tua.
“sekarang tidak cukup hanya mengirim anak kesekolah tapi diikuti dengan doa karena doa yang paling didengar oleh Allah doanya orang tua kepada anaknya”imbuhnya
Yang kedua bahwa sebagai seorang santri harus menyakini bahwa yang memberikan ilmu itu adalah Allah swt.
“seorang santri harus menyakini bahwa yang memberikan ilmu itu adalah Allah, Allah mengajarkan ilmu melalui proses belajar mengajar yang diajarkan oleh Pembina dan guru” ungkapnya .
Dan beliau menambahkan bahwa seorang santri yang ingin mendapatkan ilmu harus mendengar, harus melihat dan harus memikirkan pelajaran.
“ seorang santri yang ingin mendapatkan ilmu harus mendengar gurunya , setelah mendengar harus melihatnya gurunya, dan harus memikirkan pelajaran gurunya” tambahnya
Dan beliau menekankan kepada santri dan wali santri bahwa para santri harus senantiasa menanamkan budi pekerti dan kepada orang tua santri bahwa tidak ada warisan orang tua terhadap anaknya kecuali ilmu dan akhlakul karimah.
“kepada anak-anakku agar senantiasa menanamkan budi pekerti karena ilmu pengetahuan tanpa budi pekerti akan berpotensi membawa malah petaka, dan kepada orang tua santri bahwa tidak ada warisan orang tua terhadap anaknya kecuali ilmu dan akhlakul karimah.” Tegasnya.
Dan terakhir Beliau memimpin doa bersama serta membuka secara resmi tahun ajaran baru 2019/2020 dipesantren Al-Imam Ashim Makassar.
Hadir dalam acara ini imam besar masjid Al-Markaz Al Islami Makassar, kepala Biro CSR PT. Semen Tonasa,Pengurus Yayasan Al-Imam Ashim,Para Pembina,serta orang tua santri dan seluruh santri Al-Imam Ashim.(USM)