Sidrap, nusaline.com
Cabai merah merupakan salah satu komoditas strategis nasional yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat dengan tingkat konsumsi yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Kendala utama dalam produksi cabai merah adalah gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit.
Serangan hama dan penyakit tanaman cabai dapat menyebabkan kehilangan hasil antara 25- 100%. Penggunaan pestisida kimia oleh petani pada komoditas hortikultura mencapai 30% dari keseluruhan biaya usahatani, dan ini mengalahkan komponen pengadaan bibit/benih dan komponen sewa lahan (Litbang Pertanian, 2014). Bahkan di Kabupaten Brebes menghabiskan 51% dari biaya produksi untuk pembelian pestisida kimia.
Demikian pula halnya di Desa Maddenra Kecamatan Kulo Kabupaten Sidrap yang menjadi mitra dari Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ir. Suraedah Alimuddin, MP yang sebagai ketua dalam PKM ini dan Ir. Andi Ralle, MP sebagai anggota dalam kegiatan pengabdian ini.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh kelompok mitra dalam hal ini petani cabai dengan jumlah anggota kurang lebih 30 orang adalah adanya serangan hama penyakit pada tanaman cabai terutama penyakit keriting daun yang menyebabkan rendahnya produksi.
Mereka belum memahami penyebab dari penyakit tersebut. Petani mitra lebih mengandalkan pestisida kimia dengan frekuensi yang lebih sering tanpa melakukan usaha preventif melalui teknik budidaya. Usaha tani cabai mereka tidak berorientasi pada kesehatan lingkungan dan keamanan mutu cabai, mereka hanya fokus terhadap bagaimana agar tanaman tersebut produksinya tinggi. Sehingga tindakan tersebut mengakibatkan kerugian yang lebih besar lagi seperti pencemaran racun pestisida pada hasil panen dan lingkungan, musnahnya musuh alami, timbulnya ketahanan OPT serta terjadinya peledakan populasi OPT-OPT tertentu.
Petani mitra lebih mengandalkan pestisida kimia dengan frekuensi yang lebih sering tanpa melakukan usaha preventif melalui teknik budidaya, sehingga usaha tani cabai mereka tidak berorientasi pada kesehatan lingkungan dan keamanan mutu cabai, mereka hanya fokus terhadap bagaimana agar tanaman tersebut produksinya tinggi. Sehingga tindakan tersebut mengakibatkan kerugian yang lebih besar lagi seperti pencemaran racun pestisida pada hasil panen dan lingkungan, musnahnya musuh alami, timbulnya ketahanan OPT serta terjadinya peledakan populasi OPT-OPT tertentu.
Jadi tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam melakukan pengendalian hama penyakit cabai secara preventif dengan metode pengendalian hama terpadu (PHT).
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan September sampai Nopember 2019 di Desa maddenra Kecamatan Kulo Kabupaten Sidrap yang terletak sekitar 188 km dari kota Makassar.
Bentuk Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah:
- Sosialisasi program (tatap muka dan diskusi)
- Penyuluhan
- Demonstrasi plot (Demplot)
- Pendampingan
- Monitoring dan Evaluasi
Pada kegiatan sosialisasi ini antara lain dijelaskan tentang tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian, bentuk pelaksanaan, dan tahap-tahap pelaksanaan serta bagaimana bentuk partisipasi mitra dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Kelompok mitra mengikuti acara sosialisasi ini dan berperan sebagai fasilitator acara.
Dalam kegiatan penyuluhan, sebagai materi awal adalah penyuluhan tentang beberapa jenis hama dan penyakit penting pada tanaman cabai khususnya cabai rawit dan perilaku setiap jenis hama penting tersebut pada tanaman cabai. Teknik pencegahan serangan hama dan penyakit merupakan materi utama yang disampaikan dan materi ini diapressiasi oleh seluruh anggota mitra. Pemberantasan secara kuratif atau pemberantasan setelah ada serangan dengan menggunakan pestisida kimia juga disampaikan, namun ditekankan pada cara penggunaannya yaitu pemberantasan dengan cara yang bijaksana atau berdasarkan ambang serangan.
Kelompok mitra dengan penuh semangat dan antusias mengikuti acara ini sampai selesai dan tidak sedikit diantara mereka mengajukan beberapa pertanyaan tentang teknik budidaya cabai kaitannya dengan serangan hama penyakit.
Kegiatan pengabdian ini terlaksana setelah petani melakukan penanaman cabai sehingga beberapa kegiatan demontrasi dilakukan pada saat penyuluhan seperti perlakuan benih, aplikasi kapur, boron, dan penanaman jagung sebagai tanaman penghadang hama sedangkan aplikasi pupuk susulan dan pemasangan perangkap dilakukan di lapangan.
Jenis hama yang menyerang tanaman cabai kelompok mitra antara lain kutu kebul dan aphids sedangkan penyakit yang menyerang adalah penyakit keriting kuning pada daun (pepper yellow leaf curl) atau virus Gemini. Serangan penyakit ini diduga disebabkan oleh hama yang menyerang yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci) yang menularkan virus kuning (virus gemini) sehingga mengakibatkan penyakit keriting kuning pada daun.
Oleh karena itu, dalam kegiatan pengabdian ini juga dilakukan pencabutan tanaman yang terserang agar virus penyebab penyakit keriting tersebut tidak menyebar pada tanaman sehat. Selain itu, sanitasi lingkungan dilakukan terutama penyiangan gulma karena gulma bisa menjadi inang bagi hama yang menjadi vector penyakit tersebut.
Kegiatan ini di sambut baik oleh mitra karena mereka baru memahami penyebab penyakit keriting yang ada pada tanaman cabainya dan tindakan-tindakan yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi serangan hama dan penyakit tersebut.
Evaluasi kegiatan dilakukan pada tahap akhir dengan memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok mitra guna mengetahui sejauhmana pemahaman dan keterampilan mereka setelah pelaksanaan pengabdian ini.
Dalam kegiatan evaluasi ini, kami tim pengabdi dari Dosen FP UMI melakukan kunjungan lapangan dengan mengamati seberapa banyak tingkat serangan hama atau penyakit yang menyerang tanaman setelah dilakukannya kegiatan penyuluhan dan demonstrasi.
Dari hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa serangan hama kutu kebul dan apids sudah mulai berkurang namun serangan keriting kuning pada daun tetap masih ada karena penyakit ini apabila sudah menyerang maka sulit diberantas jika telanjur menyerang tanaman kecuali pada penanaman pada musim berikutnya bisa diatasi dengan melakukan tindakan semaksimal mungkin.
Selanjutnya evaluasi juga dilakukan terhadap hasil tanaman cabai, dimana hasil yang diperoleh kelompok mitra cukup memuaskan meskipun beberapa tanaman mereka terserang hama dan penyakit. Partisipasi anggota mitra dalam tahap evaluasi ini adalah memberikan laporan tentang jenis hama dan penyakit yang menyerang dan tingkat serangannya serta hasil yang diperoleh.
Kegiatan ini mendapat respon yang sangat baik oleh kelompok mitra dan mereka dengan penuh antusias mengikuti seluruh kegiatan mulai dari penyuluhan sampai pada evaluasi kegiatan.
Kegiatan pengabdian ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok mitra dalam hal pencegahan dan pemberantasan hama penyakit tanaman cabai, dengan melihat bahwa penurunan produksi akibat serangan hama penyakit lebih sedikit dibanding dengan penurunan produksi pada musim-musim sebelumnya.