Pesan Kebangsaan PWNU Jatim Usai Pemungutan Suara Pemilu 2019

Surabaya, nusaline.com

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) menghimbau kepada seluruh elemen, baik kontestan, tim sukses, aparat keamanan, tokoh agama, dan tokoh politik, yang terlibat dalam pemilihan umum (pemilu) Indonesia 2019 agar bersama-sama menciptakan suasana politik yang damai, tidak memprovokasi rakyat dengan berita bohong dan ujaran kebencian, serta menerima hasil pemilu dengan lapang dada.

Bacaan Lainnya

PWNU berseru, sesuai dengan peraturan yang ada maka siapapun yang merasa keberatan dengan hasil pemilu bisa menempuh jalur konstitusi yang ada. Tidak dengan menggunakan cara-cara yang tidak dibenarkan konstitusi Indonesia.

“Pemilu adalah pesta demokrasi yang selayaknya dirayakan dengan jiwa yang damai, dengan semangat persaudaraan bukan permusuhan,” kata PWNU Jawa Timur dalam rilisnya yang diterima NU Online, Kamis (18/4).

PWNU Jatim juga menyerukan agar warga NU dan umat Islam di Jawa Timur berkoordinasi dengan pihak penyelenggara pemilu dalam rangka membantu mengawal pemungutan suara dan hasil penghitungan suara.
Lebih lengkapnya, berikut delapan poin imbauan dan pesan kebangsaan PWNU Jawa Timur pasca pemungutan suara pada pemilu serentak 2019:

Pertama, kepada para kostestan, tim sukses, pendukung, simpatisan, tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh agama dan seluruh warga negara, serta aparat keamanan (TNI/Polri) agar bahu-membahu menciptakan suasana politik yang damai, tidak memprovokasi rakyat dengan berita hoaks dan ujaran kebencian, dan menerima hasil pemilu dengan legowo. Jika merasa keberatan terhadap hasil pemilu, menggunakan prosedur dan mekanisme konstitusi yang tersedia, sebagaimana ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Pemilu adalah ‘pesta’ demokrasi yang selayaknya dirayakan dengan jiwa yang damai, dengan semangat persaudaraan bukan permusuhan.


Kedua, kepada seluruh peserta pemilu dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya untuk menerima hasil Pemilu 17 April 2019 ini dengan lapang dada penuh rasa tanggung jawab pada harmoni kebangsaan atas nama satu bangsa Indonesia, sembari menunggu hasil proses penghitungan resmi secara nasional pada 22 Mei 2019.

Ketiga, kepada pihak-pihak yang terkait langsung dengan penyelenggaraan dan pengawasan pemilu agar mengawal seluruh proses akhir dari rangkaian Pemilu 2019 ini dengan penuh ketelitian dan kewaspadaan demi tercapainya kualitas pelaksanaan dan terjaminnya hasil.

Keempat, kepada seluruh komponen yang memegang kuasa sosial maupun politik, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama hingga tokoh partai politik, untuk memperkuat edukasi politik kepada warga bangsa dengan tidak menebar ujaran dan praktik yang berujung pada disharmoni dan disintegrasi bangsa.

Kelima, kepada seluruh aparat keamanan untuk semakin meningkatkan upaya dalam menjaga keamanan bangsa dan negara serta ketertiban masyarakat dan sekaligus bertindak tegas terhadap setiap potensi sosial politik pasca pemungutan suara Pemilu 17 April 2019 yang mengarah kepada disharmoni dan disintegrasi bangsa.

Keenam, kepada masyarakat di seluruh penjuru Tanah Air untuk meningkatkan persaudaraan antar-sesama anak bangsa. Perbedaan pilihan politik tidak seharusnya membuat masyarakat terpecah belah. Mari kita bangun persaudaraan ukhuwah watahaniyah, persaudaraan kebangsaan.

Ketujuh, kepada seluruh warga untuk memperkuat integritas sebagai bagian dari implementasi nilai-nilai luhur dari Rasulullah. “Bukan umat Islam yang ideal bila kita tidak membangun perdamaian. Nabi bersabda, innamâ bu‘itstu li utammima makârimal akhlâq—sesungguhnya aku (Nabi) tak diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak.

Kedelapan, khusus untuk warga NU dan umat Islam di Jawa Timur agar senantiasa hadir  menjaga, menyatukan potensi konflik masyarakat dan berkoordinasi dengan pihak KPU, Bawaslu, Polri dan TNI dalam rangka membantu mengawal pemungutan suara dan hasil penghitungan suara yang luber, jurdil, aman dan demokratis.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thoriq.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 18 April 2019

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur

Rais (KH.Anwar Manshur )
Katib (Drs.KH.Syafrudin Syarif )

Ketua (KH.Marzuki Mustamar,M.Ag)
Sekretaris (Prof.Akh.Muzakki, Ph.D).

(Red: Muchlishon/NU Online)

Tinggalkan Balasan