Pesan Hj Sinta Nuriyah: Pilpres Telah Selesai, Kebencian Harus Dihilangkan

Hj Shinta Nuriyah Wahid di Pekalongan, Jateng

Pekalongan, nusaline.com

Ibu Negara Ke-4, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid menekankan pentingnya memelihara kebinekaan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dikatakan, selama mendampingi Gus Dur menjadi Presiden RI keempat, ia sudah melakukan kegiatan sahur bersama dengan kaum marginal seperti tukang becak, bakul pasar, pengamen, dan sebagainya. Sahur bersama juga dilakukan bersama para tahanan di Lapas. Kegiatan sahur bersama, kata dia, juga pernah dilakukan di Kabupaten Pekalongan.

“Saya kebiasaan selama Ramadhan bersilaturahmi dengan kaum dhuafa, berbagi kehangatan, berbagi pengalaman, dan berbagi secercah rezeki dari Allah SWT, dan juga mengingatkan kepada mereka untuk menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya,” ujar Nyai Sinta Nuriyah saat menggelar buka puasa bersama dengan ratusan anak yatim piatu, kaum duafa, dan difabel di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah bertempat di Aula Lantai I Setda, Kajen, Senin (13/05/2019) petang yang dirilis NU Online.

Dijelaskan, dirinya keliling setiap bulan Ramadhan membawa misi tentang kebinekaan, mempererat tali persaudaraan kepada semua anak bangsa. “Saat ini yang ditekankan adalah bagaimana kaum muslimin khususnya memaknai puasa itu dengan lebih rinci lagi, dan mengamalkan apa yang diajarkan puasa kepada kita. Itu semua untuk membentengi kita yang sekarang ini sedang terkena virus kebencian,” ujar dia.

Menurut Nyai Sinta, virus kebencian sekarang ini sedang merajalela di mana-mana, merasuk dalam diri anak bangsa Indonesia. Hal itu imbas dari pelaksanaan pemilu yang menyisakan kebencian.

Untuk itu Nyai Sinta menekankan agar memperkuat keimanan, ketakwaan, kesabaran, dan kejujuran.  Selain mengingatkan akan pentingnya menjaga persaudaraan.

“Dengan persaudaraan bisa membentengi diri kita dari perpecahan dan bisa menyaring hoaks-hoaks di masyarakat. Makanya temanya itu Dengan ibadah puasa, kita padamkan kobaran api kebencian,” jelasnya.

Dijelaskan, puasa mengajarkan tentang moral dan budi pekerti yang luhur. Hal itu jika diamalkan dalam kehidupan sehari-hari terutama kesabaran, ketakwaan, saling menghormati, dan menghargai akan bisa meredam kobaran api kebencian.

Bupati Pekalongan H Asip Kholbihi mengatakan, kegiatan buka puasa bersama dengan istri mendiang Gus Dur diikuti oleh anak yatim piatu, nelayan, buruh, lintas agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, lintas ormas, dan lainnya. Mereka mendengarkan taushiyah dari Hj Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid. “Yang intinya adalah untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa,” terang dia. (usm/NU Online)

Tinggalkan Balasan