Sidoarjo, nusaline.com
Berbagai strategi pendidikan dalam rangka pemenuhan era revolusi industri 4.0, dan menyongsong revolusi industri 5.0 terus dikembangkan. Salah satunya dengan meluncurkan program Ayo Mondok sebagai cikal bakal boarding school di lingkungan sekolah Muslimat Nahdlatul Ulama. Hal itu sebagai upaya agar pelajar menjadi ilmuwan muda dan mempunyai adab.
Program Ayo Mondok digagas Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bilingual Muslimat NU Sidoarjo, Jawa Timur yang mengintegrasikan kuliah adab, coding, dan tes kemampuan Test of English as a Foreign Language (TOEFL).
“Berbagai macam strategi pendidikan dalam rangka pemenuhan revolusi industri di antaranya dengan strategi penggabungan antara adab, science, technology, engineering, art dan mathematic yang diberinama ASTEAM,” kata Syamsuhari, Rabu (15/05/2019) yang dirilis NU Online.
Menurut Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bilingual Muslimat NU Sidoarjo tersebut, adab menjadi yang utama dalam pelaksanaan strategi itu. “Karena untuk membentengi peserta didik dari pergaulan bebas, ujaran kebencian, dan maraknya berita bohong atau hoaks,” jelasnya.
Dalam pandangannya, manusia kembali ke adabnya. “Yaitu mencari kebenaran yang hak hanya dari Allah,” katanya usai meluncurkan program Ayo Mondok yang digelar di Heritage Handayani Kahuripan Nirvana Sidoarjo.
Untuk implementasi science tidak hanya sebatas pada teori atau materi pelajaran, tetapi anak didorong untuk menjadi ilmuan-ilmuan muda. “Pemanfaatan teknologi juga tak sebatas penggunaan software, tetapi peserta didik diarahkan membuat kecerdasan buatan, sekaligus sebagai programmer,” ujarnya.
Syamsuhari menargetkan standarisasi penguasaan bahasa Inggris disejajarkan dengan standar TOEFL. “Targetnya, lulus kelas V levelnya 450 dan untuk peserta didik di kelas puncak atau sebelum lulus harus mendapat nilai 500,” harapnya.
Program itu akan dijalankan oleh tiga sekolah di bawah naungan Muslimat NU mulai dari madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, dan madrasah aliyah dengan menerapkan sistem boarding school.
Sementara itu Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo KH Maskun mengapresiasi dan mendukung program tersebut. Karena model pendidikan pesantren layak untuk diadopsi dan dimasukkan dalam pendidikan umum. “Program tersebut sangat tepat. Tujuannya yakni untuk membangun karakter bangsa Indonesia,” katanya.
Hadir dalam acara itu Wakil Bupati Sidoarjo H Nur Ahmad Syaifuddin, Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Timur, H Noorshodiq Askandar. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Asrofi juga turut hadir sebagai mitra dalam penyelenggaraan pendidikan. (usm/NU Online)