Jakarta, nusaline.com
Banyak orang mengira Nahdlatul Ulama sulit berada dalam satu barisan yang kokoh dan kuat. Hal tersebut dibantah oleh Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar saat Silaturahim dan Penyampaian Gagasan Kebangsaan PBNU di Gedung PBNU Lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (22/04/2019).
“Sebuah syukur Alhamdulillah, anugerah Allah, di periode ini, Nahdlatul Ulama bisa fi shaffin wahid (dalam satu barisan), wa fi kalimatin wahidah (dalam satu suara),” katanya.
Oleh karena itu, hal tersebut, katanya, menjadi anugerah besar yang telah Allah berikan kepada Nahdliyin dan bangsa. “Hari ini Allah memberikan anugerah yang besar,” katanya.
Sebab, menurutnya, tujuan NU memang guna menyatukan langkah para ulama dalam menjaga Ahlussunnah wal Jama’ah. “Memang tujuan NU didirikan untuk mempersatukan langkah para ulama, baik ulama pesantren maupun non pesantren untuk sebuah amanah besar menjaga aswaja, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Di samping itu, NU juga didirikan dalam rangka menjaga keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Juga Nahdlatul Ulama dilahirkan dalam rangka untuk merawat dan untuk memperkuat negara bangsa ini, terutama negara kita yang tercinta, negara Indonesia,” ujarnya.
Oleh karena itu, NU menggelar tasyakkur atas anugerah besar tersebut. “Dengan tasyakkur Allah akan memberi nikmat yang lebih besar lagi dan nikmat yang sudah ada di depan mata kita. Ini akan segera,” katanya.
Sebab, katanya, Nadhlatul Ulama merupakan organisasi yang bersifat satu komando sehingga diharapkan keputusan pusat dapat diikuti oleh daerah-daerah hingga plosok.
“Oleh karena itu mudah-mudahan terus kita rawat dan terus bisa menjadi organisasi yang betul-betul apa ada di pusat, sama di daerah sampai ke plosok-plosok,” ujarnya
Kegiatan ini dihadiri oleh Mustasyar PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan beberapa jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU. Hadir pula pengurus lembaga dan badan otonom pusat, serta Nahdliyin umum. (usm/NU Online)