Milad Ke-107, PBNU: Muhammadiyah Mitra Penting NU Sumber

Jakarta, nusaline.com

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan selamat atas milad yang ke-107 Muhammadiyah. Ucapan disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di lantai 3 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (18/11). 

“Saya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atas nama warga Nahdliyin di mana pun berada, mengucapkan selamat ulang tahun organisasi Islam Muhammadiyah yang ke-107,” kata Kiai Said. Menurut Kiai Said, Muhammadiyah merupakan organisasi yang memiliki andil besar dalam mencerdaskan bangsa, terutama umat Islam, dan  turut membangun masyarakat sipil sebagai pilar persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

“Muhammadiyah merupakan mitra yang penting bagi Nahdlatul Ulama dalam rangka bersama-sama menjaga Islam wasathiyah, Islam moderat, yang anti-radikal, anti-ekstrem apalagi sampai teror,” ucapnya. Ia pun bersyukur, NU memiliki mitra Muhammadiyah, sehingga maayarakat Indonesia memiliki akhlak yang baik dan dapat terus menjaga umat Islam yang dari dulu hingga sekarang, dan seterusnya membangun negara.

“Insyallah NU dan Muhammadiyah akan abadi, langgeng ila yaumil qiyamah,” jelasnya. Kiai yang juga Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu pun mendoakan pengurus dan warga Muhammadiyah agar selalu diberikan kekuatan oleh Allah dalam berjuang mendakwahkan Islam yang moderat dan menjaga umat Islam agar terhindar dari aliran-aliran yang tidak diridhoi Allah. “Sekali lagi, selamat alfi alfi mabruk atas jatuhnya ulang tahun Muhammadiyah yang ke-107 tahun. Insyaallah Muhammadiyah semakin berjaya, semakin sukses, dan semakin mendapatkan kekuatan lahir batin dari Allah,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, NU dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia. NU didirikan oleh Hadrasutsysyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari pada 31 Januari 1926 m atau 16 Rajab 1344 h. Sementara Muhammadiyah didirkan oleh KH Ahmad Dahlan pada18 November 1912 m atau 8 Dzulhijjah 1330 h.

Kedua tokoh tersebut merupakan sahabat yang belajar agama pada satu guru, yaitu KH Sholeh Darat di Semarang. Bahkan keduanya tinggal di kamar yang sama saat santri. Kedua karib ini selanjutnya pergi ke Makkah untuk melanjutkan pendidikan agama pada ulama yang sama pula, yaitu Syekh Mahfud Tremas. Setelah pulang, lalu keduanya mendirikan organisasi yang kini menjadi dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang menaungi jutaan umat Islam di Indonesia.

Sumber: https://www.nu.or.id

Tinggalkan Balasan