Jakarta, nusaline.com
Menteri Pemuda dan Olahraga H Imam Nahrawi menyambut baik program Bengkel Kreatif Hello Indonesia (BKHI) yang diluncurkan di Ciputat, Tangerang, Banten, Ahad (19/05/2019). Menurut Imam, pihaknya akan bekerja sama dengan BKHI agar para pemuda bisa mengisi aktivitas dan menelorkan karya-karyanya sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
“Ini penting karena hari ini hal yang paling penting kita lakukan adalah keistimewaan dan kelebihan yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita semua. Ini jangan sampai hilang begitu saja, harus betul-betul menjadi sejarah, harus betul-betul melekat, dan bisa diteruskan oleh generasi setelah kita,” kata Imam.
Imam kemudian mengemukakan tentang program ‘kirab pemuda’ yang dinilai sebagai program unggulan kementeriannya. Program itu diisi oleh pemuda-pemuda pilihan. Mereka berkeliling Indonesia selama 74 hari dan tidak boleh tinggal di tempat mewah seperti hotel.
Sebaliknya, pemuda yang berasal dari berbagai daerah itu hanya diizinkan menginap di tempat yang dapat langsung berbaur dengan masyarakat dan lingkungan seperti di rumah warga. Tujuannya agar mereka bisa mengeksplorasi berbagai khazanah nusantara, seperti kebudayaan, sosial, hingga ekonomi.
“Nah, ini penting untuk saya sampaikan di forum ini karena pada saatnya temen-temen kirab harus stand bydi sini. Setelah mereka eksplor ke seluruh nusantara ini, (mereka) harus berdiam diri di sini. Nanti Kiai Nurcholis (pendiri BKHI) mendorong mereka agar meraka menjadi ujung tombak wajah Indonesia,” terangnya.
Kemudian ia menceritakan tentang salah satu kisah yang dianggapnya menarik dalam kegiatan yang dilaksanakan pada 2018 itu, yakni dialog yang terjadi antarpeserta yang berbeda agama. Mereka saling mengingatkan dalam hal ibadah, seperti peserta Muslim dari Aceh yang mengingatkan peserta beragama Kristen dari Papua untuk ibadah di hari Minggu. Begitu juga sebaliknya, peserta dari Papua membangunkan peserta yang dari Aceh ketika tidur agar shalat shubuh.
“Berarti hubungan mereka sudah lintas batas dan tidak ada lagi sekat, kecuali saling mengingatkan,” ucapnya.
Menurutnya, kenyataan itu menunjukkan bahwa para pemuda Indonesia sudah menyadari perbedaan agama atau lainnya bukan menjadi penghalang untuk terwujudnya keharmonisan.
“Apapun itu bukan penghalang, melainkan peluang untuk saling menghargai, menghormati, menjunjung tinggi dan bahkan mendekatkan masing-masing kepada keagungan dan keesaan Tuhan,” jelasnya.
Hadir pada pembukaan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua PBNU H Eman Suryaman, KH Abdul Manan Ghani, Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zainin, Ketua PWNU Banten KH Bunyamin, dan 30 pengusaha asal Jepang. (usm/NU Online).