Jakarta, nusaline.com
Sehari lagi, warga negara Indonesia akan memilih presiden dan wakil presiden untuk lima tahun ke depan. Semua pihak, termasuk PBNU, berharap kualitas pemilu 2019 ini makin membaik dari periode sebelumnya agar membuahkan pemimpin yang berkualitas pula.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, pemilu 2019 adalah pemilu serentak pertama yang digelar bangsa Indonesia dan menjadi batu uji kesiapan bangsa Indonesia berdemokrasi secara maju dan beradab.
“Kesuksesan penyelenggaraan pemilu tahun ini akan mengokohkan persepsi dunia bahwa Indonesia, yang mayoritas Muslim, dapat menyandingkan Islam dan demokrasi dalam satu tarikan napas,” katanya saat konferensi pers terkait imbauan PBNU agar pemilu 2019 berlangsung damai, jujur, dan adil, di Gedung PBNU, Jakarta, Senin, (15/04/2019) yang dilansir NU Online.
Karena itu, lanjutnya, Nahdlatul Ulama mengimbau kepada semua pihak agar menjaga keamanan dan ketertiban, berpartisipasi dan berperan aktif memastikan penyelenggaraan pemilu yang damai, bersih, jujur, dan adil.
“Pemilu bermartabat adalah cerminan bangsa yang berbudaya, beradab. Mari kita wujudkan bersama,” ajaknya.
Oleh karena itu, atas nama Nahdlatul Ulama, ia mengimbau agar tidak golput. Gunakan hak pilih dengan nalar dan nurani untuk memilih calon presiden dan wakil presiden serta calon-calon wakil rakyat (DPD, DPR, DPRD) yang memenuhi kriteria profetik shidiq, tablīgh, amânah, dan fathânah,”
Kiai Said menambahkan, Nahdlatul Ulama juga mengajak kepada seluruh jajaran penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu, DKPP), juga Sentra Gakkumdu (Sentra Penegakkan Hukum Terpadu) untuk menjamin penyelenggaraan pemilu seadil-adilnya, sejujur-jujurnya, sebersih-bersihnya demi mewujudkan demokrasi Indonesia yang bermartabat.
“Jangan pernah berkompromi dengan politik uang (money politic) yang terbukti merusak demokrasi dan menimbulkan cacat legitimasi,” tegasnya. (usm/NU Online)