Jakarta, nusaline.com
Kesempatan untuk melanjutkan kuliah S1 di Timur Tengah di buka oleh Kementerian Agama RI. Peluang ini untuk program beasiswa dan non beasiswa dengan 3 negara tujuan yaitu Mesir, Sudan, dan Maroko.
Arskal Salim Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam sebagaimana dilansir kemenag.go.id mengatakan, proses seleksi rencananya akan dilaksanakan pada April 2020. Ada 160 kuota beasiswa S1 Mesir yang terdistribusi dalam 4 jalur, yaitu Kemenag 20 orang, Kedutaan Mesir 30, Pondok Pesantren Gontor 80, dan sementara kuota untuk beasiswa dari Sudan dan Maroko, diperkirakan masing-masing 20 orang.
Tahun 2020, Arskal meminta seleksi tetap berbasis komputer dengan lokal koneksi. Jadwal pelaksanaan seleksi tidak serentak, tapi dengan waktu berbeda antar satuan kerja penyelenggara. Hal ini untuk memberikan kemudahan kepada peserta dalam memilih beberapa alternatif pilihan lokasi.
“Kita harus menggali seluruh potensi yang kita miliki untuk menghasilkan hasil seleksi yang berkualitas yang akan membanggakan di masa yang akan datang,” kata Asrkal seperti keterangan yang dikutip dari laman Kemenag RI.
Nantinya, selain tes tulis berbasis komputer dilakukan juga proses wawancara. Melalui wawancara diharapkan dapat menggali dan memastikan calon mahasiswa baru ke Timur Tengah ini terbebas dari ekstrimisme yang menentang ideologi negara. Sebab komitmen kebangsaan harus menjadi bagian terpenting dalam proses seleksi ini sehingga para mahasiswa yang kembali ke Indonesia tetapi menjadi penjara ajaran Islam yang moderat.
Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama, Kemenag M. Adib Abdushomad mengatakan seleksi calon mahasiswa ini bertujuan untuk menyaring lulusan Madrasah Aliyah/Pondok Pesantren atau sekolah potensial untuk mengikuti studi ke negara Timur Tengah. Tujuan lainnya, mempersiapkan generasi terbaik dalam bidang ilmu keislaman dan Bahasa Arab dalam rangka melahirkan calon ilmuan yang mumpuni dan memiliki kapasitas keilmuan yang memadai.