Rembang, nusaline.com
Secara resmi kekuarga besar KH Maiumun Zubair memberikan memberikan kabar terkait pemakaman ulama karismatik bangsa Indonesia tersebut. H Majid Kamil (Gus Kamil) mengatakan, Mbah Mun akan dimakamkan di Jannatul Ma’la, Makkah, Arab Saudi. Di mana tempat tersebut menjadi tempat peristirahatan terakhir para keluarga besar dan sahabat nabi.
Menurut Gus Kamil, keluarga sudah melakukan musyawarah dan sepakat dan ikhlas jika beliau dimakamkan di sana. Jenazah almarhum sudah dimandikan, dan disalatkan oleh para Sahabat Muhajirin yang ada di sana.
Bahkan kata Gus Kamil, dia sudah melihat jenazah Mbah Mun dishalatkan di Masjidil Haram disana melalui Vidio call salah satu santri Mbah Mun bernama Asrofi yang mendampingi.
Oleh karena itu, keluarga berharap bagi masyarakat Kabupaten Rembang khususnya dan Indonesia pada umumnya mengajak untuk mendo’akan Mbah Mun. “Kami dari pihak keluarga sudah ikhlas kalau Mbah Mun dimakamkam di sana. Alhamdulillah pemerintah Indonesia juga membantu,” kata Gus Kamil.
Pihak keluarga juga menyampaikan, jika meninggal di tanah suci merupakan cita-cita Mbah Mun. Oleh karena itu keluarga besar Pondok Pesantren Al Anwar Sarang akan menggelar shalat ghaib bersama setelah salat Magrib.
Karena jenazah Mbah Mun sudah dishalatkan di tanah suci, keluarga mempersilahkan bagi masyarakat yang ingin menggelar shalat jenazah di wilayah masing-masing.
Sebagaimana dikabarkan, Ulama kharismatik yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maimoen Zubair diberitakan wafat di sela menunaikan ibadah haji di Makkah pada Selasa (6/8/2019) pukul 04.17 di Kota Suci Makkah al-Mukarromah.
Kiai Haji Maimoen Zubair merupakan seorang alim, faqih sekaligus muharrik (penggerak). Selama ini, Kiai Maimoen merupakan rujukan ulama Indonesia, dalam bidang fiqih. Hal ini, karena Kiai Maimoen menguasai secara mendalam ilmu fiqih dan ushul fiqih.
Ia merupakan kawan dekat dari Kiai Sahal Mahfudh, yang sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa, sekaligus mendalami ilmu di tanah Hijaz. Kiai Maimoen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Pada 1965, Kiai Maimoen kemudian istiqomah mengembangkan Pesantren al-Anwar Sarang. Pesantren ini, kemudian menjadi rujukan santri untuk belajar kitab kuning dan mempelajari turats secara komprehensif.
Selama hidupnya, Kiai Maimoen memiliki kiprah sebagai penggerak. Ia pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Selain itu, beliau juga pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah. Kini, karena kedalaman ilmu dan kharismanya, Kiai Maimoen Zubair diangkat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Politik dalam diri Kiai Maimoen bukan tentang kepentingan sesaat, akan tetapi sebagai kontribusi untuk mendialogkan Islam dan kebangsaan. (Nu Online)