Lalu Apa Namanya

Ahmad Julfikar

Bukan, tidak salah lagi. Apa namanya kalau bukan cinta

Seperti benih padinya petani lalu menjadi semai bibit-bibit baru

Lalu seperti tangkai bulir-bulir emas yang bijaksana

Seperti mekar bunga-bunga yang di senangi kumbang-kumbang di musim semi

Seperti anak-anak angsa yang riang gembira di kolam-kolam kita

Seperti rinai embun membius pagi menyemangati bocah-bocah ke sekolah

Seperti terharunya jelata mengantar kepergian bapak bapak mereka

Seperti santun dan patuhnya santri kepada kiai-kianya yang arif

Ini juga cinta

Seperti ikan-ikan yang bergerombolan memburu kail-kail nelayan kita

Seperti kesetian lumba-lumba mendampingi layar maritim kita

Seperti senja itu merah merona pipimu tersipu malu-malu

Seperti awan, seperti hujan dan setulus ibu-ibu kita

Ibu dari keadilan adalah kebijaksanaan

Kebijaksanaan adalah kearifan cinta

Cinta adalah karya tuhan dan tuhan itulah sujud kita yang paling tinggi

Tidak seperti dasi kupu-kupu di leher tikus tuan

Sebengis suara-suara yang mematikan akal kemanusiaan

Sesimpang siur alunan melodi penantian anomali makmur

Ini bukan cinta

Ini bukan kebijaksanaan

Pidato gagah berani punggawa

Sambil menginjak kaki kita

Sambil memagari sawah-sawah kita

Sambil memotong suara-suara kita

Ini apa lagi ?

Ahmad Julfikar (Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi PAI UIM)

Tinggalkan Balasan